Inilah Perbedaan Routing Static (Statis) dan Routing Dynamic (Dinamis)
Dalam hal menghubungkan network satu dengan network lainya, memang membutuhkan pertimbangan. Terlebih jika setiap network memiliki segment ip address yang berbeda-beda.
Tetunya mempertimbangkan pemilihan routing static dan routing dynamic dalam sistem jaringan komputer perlu dilakukan, berdasarkan dari apa yang dibutuhkan.
Ulasan ini akan memperjelas kamu, dalam memiliki routing yang tepat sesuai dengan kebutuhan jaringan komputer.
Static Routing (Routing Statis)
Merupakan metode yang digunakan untuk menghubungkan antar perangkat atau network. Dimana dalam implementasinya, sebuah router memiliki data tabel routing statis yang akan di konfigurasi ke dalam router secara manual oleh administrator jaringan.
Baca Juga : Simulasi Routing Static 2 Router
Routing static termasuk pengaturan routing paling dasar dan sederhana, yang dapat digunakan pada sistem jaringan komputer. Menggunakan jenis routing statik murni berarti, setiap konfigurasi yang dimasukkan ke dalam tabel router, berada pada koneksi router yang ada di network tersebut.
Penerapan konfigurasi routing static untuk struktur jaringan komputer yang kecil, tentunya tidak akan menjadi masalah. Hanya saja, beberapa ip network yang dimasukkan harus benar-benar lengkap dimasing-masing perangkat. Bayangkan, jika koneksi router pada suatu jaringan komputer berjumlah banyak.
Penggunaan next hop pada routing static memang cukup cocok bila digunakan untuk jaringan multi-access network atau pada jaringan point to multipoint.
Sedangkan untuk jenis jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface di dalam router pada jaringan static route.
Baca Juga : Begini Cara Routing Static 3 Router
Kemudian istilah recursive route lookup merupakan sejenis proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan jalur exit interface, sebagai jalur untuk digunakan sebagai penerus proses paket data ke jaringan tujuan.
Keuntungan Routing Static
- Terbilang cukup aman dibandingkan dengan routing dynamic, terhadap metode spoofing.
- Tidak ada overhead pada saat memproses pertukaran data jaringan, pada perangkat keras seperti CPU router.
- Tidak ada konsumsi bandwidth yang digunakan antar perangkat router di masing-masing network.
- Routing static ini juga termasuk langkah untuk meningkatkan keamanan jaringan, karena administrator dapat melakukan penyesuaian jalur akses routing hanya di jaringan yang tervalidasi.
Kelemahan Routing Static
- Rentan terhadap kesalahan dalam penulisan validasi ip address di masing-masing router, karena harus memasukkan ip satu persatu. Berbeda dengan penggunaan routing dynamic.
- Pengelola jaringan seperti administrator, harus benar-benar matang dan memiliki keahlian dalam mengelola multinetwork serta bagaimana jalur router yang saling terhubung.
- Bila terjadi penambahan konfigurasi atau validasi ip address dari network baru, administrator harus menambahkan ip tersebut di route ke semua router secara manual.
- Routing static tidak direkomendasikan untuk digunakan pada infrastruktur jaringan dalam jumlah yang besar.
Dynamic Routing (Routing Dinamis)
Metode dynamic routing atau routing dinamis. merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membuat tabel routing network secara otomatis. Caranya dengan membaca lalu lintas jaringan antar perangkat router yang saling berhubungan.
Protokol routing dinamis memiliki kemampuan untuk mengatur setiap router sehingga dapat saling bertukar data satu dengan yang lainya serta saling berbagi informasi routing tabel yang dapat merupa isi dari forwading table routing. Namun hal ini tetap bergantung pada keadaan jaringan komputer.
Dengan menerapkan routing dinamis, router dapat mengetahui informasi keadaan jaringan pada kondisi terakhir serta mampu meneruskan informasi data ke arah network tujuan.
Bisa dikatakan bahwa routing dynamic, merupakan proses konfigurasi data routing pada tabel routing tersebut secara otomatis berdasarkan kondisi lalu lintas jaringan.
Routing dynamic pada router dapat mempelajari jalur terbaik yang akan dilewati, dengan tujuan untuk memproses informasi paket dari satu network ke network lainya.
Administrator tidak dapat menentukan jalur pertukaran data yang harus ditempuh oleh paket-paket yang dikirimkan tersebut. Administrator hanya memasukkan konfigurasi routing dynamic, serta menentukan bagaimana cara router untuk membaca paket serta dapat meneruskan paket tersebut dengan sendirinya.
Jalur yang ditempuh untuk mengirimkan paket data dapat berubah, sesuai dengan konfigurasi yang dimasukkan ke dalam router.
Bila jaringan komputer memiliki lebih dari satu pilihan rute yang memungkinkan dilewati untuk mencapai tujuan, maka ada baiknya untuk menggunakan dynamic routing.
Sebuah dynamic routing dapat dibangun berdasarkan informasi data yang dikumpulkan oleh protokol didalam konfigurasi routing.
Protokol ini didesain berdasarkan kebutuhan untuk mendistribusikan paket data secara dinamis mengikuti setiap perubaha-perubaha yang ada pada jaringan.
Protokol ini mampu mengatasi setiap situasi routing yang lebih kompleks, secara tepat, cepat dan efisien. Desain protokol routing juga tidak hanya dapat merubah rute backup bila jalur komunikasi utama tidak berhasil dilewati, tapi juga dapat menentukan alternatif jalur yang terbaik untuk dapat mencapai network yang tujuan.
Sehingga pemeliharaan jaringan serta pengisian routing table tidak perlu dilakukan secara manual oleh bagian administrator. Karena router pada masing-masing network, memiliki kemampuan untuk bertukar informasi routing table di masing-masing router. Tak hanya itu saja, ip address pad anetwork tujuan beserta tabel routingnya dapat terbaca di masing-masing network.
Maintenance rute network hanya dilakukan berdasarkan kebutuhan seperti jarak terpendek antar perangkat jaringan dari pengirim dan penerima informasi.
Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router)
- RIP (Routing Information Protocol)
- IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
- OSPF (Open Shortest Path First)
- EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
- BGP (Border Gateway Protokol)
- Tidak perlu mengetahui setiap bagian IP address antar network.
- Bila terjadi penambahan alamat network baru, tidak perlu memasukkan informasi tabel routing dari masing-masing router. Hanya di konfigurasi pada router yang terkait.
- Routing dinamis mengenal setiap alamat network yang saling terhubung dengan router.
- Lebih mudah mengelola metode routin dinamis pada infrastruktur jaringan yang besar. Karena setiap akses jalur selalu ada alternatif untuk melewati jalur lain jika salah satu jalur tidak berfungsi.
Kekurangan Routing Dinamis
- Bisa dibilang, pemrosesan pada router akan menjadi lebih berat. Karena router selalu memproses serta memperbarui ip, pada bagian waktu-waktu tertentu.
- Kecepatan dalam membaca atau validasi network terbilang cukup lama, karena router membroadcast terlebih dahulu kesemua router hingga menemukan network yang cocok.
- Setelah selesai melakukan konfigurasi, kamu perlu menunggu beberapa saat agar setiap router yang terkoneksi dapat membaca IP address setiap network.
- Terbilang cukup susah pada saat menemukan permasalahan dalam topologi jaringan dalam jumlah yang banyak.
- Updatetable ARP yang dibagikan ke seluruh perangkat komputer, berarti membutuhkan konsumsi RAM besar untuk dapat menentukan rute pengiriman informasi terbaik pada saat terjadi kerusakan jaringan. Selain itu bandwidth yang digunakan pun ditentukan oleh sistem dan tidak diatur oleh seorang administrator.